• Post author:
  • Post category:Berita

[av_textblock size=” av-medium-font-size=” av-small-font-size=” av-mini-font-size=” font_color=” color=” id=” custom_class=” av_uid=’av-l50f5cz2′ admin_preview_bg=”]

Internasionalisasi menjadi jalan yang harus ditempuh oleh insan akademika untuk dapat bersaing dengan negara lainnya. Kompetisi internasional yang diselenggarakan Euro-Asian Foundation for Occupational Health (EAFFOH) bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang adalah salah satunya. International Poster Competition 2022 yang di umumkan pada tanggal 15 Juni 2022 diikuti oleh 137 mahasiswa secara berkelompok. Antusiasme dari mahasiswa ini terlihat dari banyaknya Poster berbahasa inggris yang dikirimkan, yaitu sejumlah 14 poster. Lomba yang bertema “Lifestyle-related Disease in Elderly Community” ini bertujuan untuk memberikan edukasi ke masyarakat internasional mengenai penyakit tidak menular (PTM) dan pencegahannya dengan mengubah lifestyle penderita.

Kegiatan ini diselenggarakan secara daring dan luring. Pameran secara daring ditampilkan pada akun Instagram @ipc_unimus yang menjadi tempat berinteraksi warganet. Poster tersebut mendapatkan like dan comment ribuan, sehingga menjadi sarana edukasi yang efektif khususnya bagi para generasi muda untuk dapat berkontribusi mengubah lifestyle nya dan keluarganya, khususnya yang telah masuk usia senja.

Secara luring, poster-poster yang dilombakan tersebut ditampilkan saat kegiatan Plenary Discussion Indonesia-Netherland di Aula Lantai 7 Gedung Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang di hari Kamis tanggal 23 Juni 2022. Bertindak selaku juri yaitu dr. Bintang Tatius Nashrullah, M.Biomed, dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang, serta dua juri asing dari Groningen Belanda, Lailana Purvis, MD, MSc, OHS dari EFFOH, dan Eric Hans Schurmann, MSc dari RoHsc.

Setelah menimbang dan menilai, didapatkan tiga poster terbaik dan diumumkan pada akhir acara Plenary Discussion. “Yang terbaik dari poster ini adalah yang paling jelas komunikasi visualnya, karena goal-nya adalah untuk mengedukasi masyarakat Internasional tentang topik Lifestyle-related Disease. Saya harap kegiatan ini dapat dilaksanakan rutin minimal tahunan untuk menambah khazanah ilmiah mahasiswa dan melatih komunikasi sains mereka”, ujar salah satu juri, Lailana Purvis. (NH)
[/av_textblock]