[av_textblock size=” av-medium-font-size=” av-small-font-size=” av-mini-font-size=” font_color=” color=” id=” custom_class=” av_uid=’av-k9jkzrv7′ admin_preview_bg=”]
Semarang | Kesehatan merupakan salah satu modal utama dalam kehidupan manusia. Beberapa penyakit dapat menurunkan produktifitas serta memberikan lebih banyak beban untuk keadaaan sosial maupun ekonomi bagi penderita sehari-hari, yakni salah satunya adalah filariasis. Filariasis atau yang lebih sering disebut dengajn penyakit kaki gajah termasuk penyakit tular vector dimana penyakit ini merupakan penyakit menular menahun yang disebabkan oleh cacing filaria yang menyerang saluran dan kelenjar getah bening. World Health Organization (WHO) pada bulan Oktober tahun 2018 lalu menyatakan bahwa saat ini di dunia terdapat 865 juta penduduk di 52 negara di seluruh dunia yang beresiko tertular penyakit filariasis.
Di Indonesia, prevalensi mikrofilaria terus mengalami penurunan. WHO sendiri telah menetapkan kesepakatan global (The Global Goal of Elimination of Lymphatic Filariasis as a Public Health Problem by The Year 2020) sebagai upaya untuk mengeliminasi penyakit kaki gajah pada tahun 2020. Selaras dengan itu, pemerintah Republik Indonesia telah bertekad untuk mewujudkan Indonesia Bebas Kaki Gajah pada tahun 2020. Dilatarbelakangi permasalahan tersebut, Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) menggelar acara Simposium Nasional an Update Filariasis dengan tema “Menuju Eliminasi Filariasis Tahun 2020”, pada Selasa (08/10/2019). Hadir untuk memberikan sambutan Dekan FK Unimus Prof. Dr. dr. Rifky Muslim, SpB, SpU. Pihaknya menyampaikan bahwa komitmen yang kuat, dedikasi tenaga kerja kesehatan, serta partisipasi aktif dari masyarakat merupakan beberapa komponen kunci yang dapat menurunkan penyakit kaki gajah. “Eliminasi filariasis dapat diwujudkan dengan komitmen yang kuat dari semua unsur-unsur yang ada baik pemerintah maupun masyarakat sendiri, “ ungkapnya.
Bertempat di Aula Gedung FK Unimus, acara yang diikuti oleh ratusan peserta baik dari kalangan mahasiswa, dosen, maupun tenaga kerja kesehatan dari berbagai lembaga kesehatan tersebut menghadirkan 5 (lima) pembicara diantaranya Prof. Dr. dr. Rifky Muslim, SpB, SpU (Dekan FK Unimus) yang memaparkan materi “Etika Sebagai Dokter Dalam Menghadapi Kasus Filariasis dan Infeksi Tropis”, dilanjutkan pembicara kedua Prof. Muhammad Hussein Gasem, Ph.D, Sp. Pd, KPTI, FINASIM (Head, Center for Tropical and Infectious Disease Dr. Kariadi Hospital) dengan materi “Klinis Penatalaksanaan Filariasis”. Materi ketiga tentang “Eisai’s Emphaty Based Challenges for Lymphatic Filariasis Elimination Project” dipaparkan oleh Risa Kamata, B.Pharm (Deputy Executive Director Eisai Co.) dan Azusa Ishizaka J.D., M.B.A (Associate Director Eisai Co.), serta materi terakhir “Epidemiologi Kasus Filariasis & Program Eliminasi Filariasis Tahun 2020” oleh dr. Anggoro Karya Adisarsono (Dinas Kesehatan Kab. Demak).
[/av_textblock]