• Post author:
  • Post category:Berita

[av_textblock size=” av-medium-font-size=” av-small-font-size=” av-mini-font-size=” font_color=” color=” id=” custom_class=” av_uid=’av-ke87fa2r’ admin_preview_bg=”]
Polusi Udara

MEMASUKI musim kemarau ini, masyarakat perlu mewaspadai segala macam penyakit yang ditimbulkan. Hasil kajian dari Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus), Muslimah, S.Si, MM, Apt menyebutkan, polusi udara yang meningkat di musim kemarau dapat memicu terjadinya penyakit kanker. Terutama polusi udara yang dihasilkan dari kendaraan bermotor dan emisi pabrik.

Apalagi dalam menghadapi pandemi virus corona (Covid-19) ini sedang booming gowes atau bersepeda. Hampir setiap weekend tiba, sejumlah jalan protokol di Kota Semarang dipenuhi orang yang sedang gowes untuk menyehatkan tubuh. Namun tujuan mulia tersebut dinodai oleh polusi udara yang ada di jalan raya.

“Jika polusi udara terhirup bagi pengguna jalan maupun saat bersepeda, dalam waktu yang lama terus menerus akan tertimbun di paru-paru memicu terjadinya kanker paru,” ujar Muslimah, Jumat (17/7).

Ia menerangkan, kualitas udara buruk dapat diamati dari polusi udara yang tampak seperti kabut menyelimuti langit. Hal itu biasa terjadi di kota kota besar misalnya Jakarta. Masyarakat Jakarta pun mau tidak mau harus menghirup udara yang tidak bersih setiap kali mereka beraktivitas di luar ruangan. Demikian pula di Kota Semarang juga mempunyai polusi udara dibawah Jakarta.

“Penelitian terbaru menunjukkan bahwa kualitas udara yang buruk ini bisa menyebabkan kanker paru,” imbuhnya.

Menurutnya, sebuah penelitian menemukan, bahwa polusi udara menyumbang 4 persen dari kasus kanker paru. Bahkan beberapa penelitian berskala kecil di Indonesia juga menemukan bahwa polusi udara ikut berperan terhadap terjadinya sejumlah masalah kesehatan paru, antara lain penurunan fungsi paru (21–24 persen), asma (1,3 persen), Penyakit Paru Obstruktif Kronik, atau PPOK sebanyak 6,3 persen pada non-perokok.

“Kanker paru adalah kondisi ketika sel-sel kanker yang ganas terbentuk di paru-paru. Kanker ini merupakan satu dari tiga jenis kanker yang paling banyak terjadi di Indonesia dan lebih sering terjadi pada orang yang punya kebiasaan merokok,” jelasnya.

Meski demikian, kanker paru juga bisa terjadi pada orang yang bukan perokok. Hal ini karena selain rokok, masih ada faktor lainnya yang bisa membuat seseorang berisiko mengalami kanker paru-paru. Salah satunya adalah polusi udara. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan polusi udara seperti asap kendaraan, asap pabrik, dan beberapa polusi lain adalah penyebab kanker.

Selain itu, Badan Penelitian Kanker Internasional, IARC (International Agency for Research on Cancer), merupakan bagian dari WHO, menetapkan polusi udara masuk dalam kategori yang sama dengan asap rokok, radiasi sinar matahari dan plutonium sebagai penyebab kanker. Setelah melakukan bermacam penelitian, IARC menyebut bahwa polusi udara dapat menyebabkan efek positif seperti gangguan jantung dan paru-paru.

“Selain itu, mereka juga menemukan bukti bahwa polutan adalah salah satu penyebab kanker paling nyata. Data menunjukkan 223.000 kematian akibat kanker paru di seluruh dunia disebabkan oleh polusi udara,” ungkapnya.

Pasalnya, lebih dari setengah kematian terjadi di Cina dan sejumlah negara Asia Timur lain. Termasuk Industrialisasi menyebabkan buruknya polusi di kota-kota Cina maupun  Beijing. Mengutip pernyataan Dr Kurt Straif dari IARC mengatakan, “Udara yang kita hirup menjadi kotor karena campuran bahan yang menyebabkan kanker. Kita tahu bahwa polusi udara bukan hanya berisiko pada kesehatan secara umum, namun juga penyebab kematian akibat kanker.

“Ada dua jenis polusi udara yang ditimbulkan yaitu polusi udara dalam ruangan dan luar ruangan. Keduanya terbukti meningkatkan resiko penyakit kangker,” ungkapnya.

Menurutnya, polusi udara luar ruang dapat menjadi penyebab kanker lebih besar dari faktor risiko lain, misalnya seperti merokok dan obesitas. Hal itu dikarenakan polusi udara luar ruangan adalah hal yang mudah mempengaruhi semua orang. Faktanya, sulit bagi siapa pun untuk menghindari polusi udara sepenuhnya.

Sedangkan jenis polusi udara dalam ruangan yang paling umum adalah perokok di rumah dan bisa memaparkan kanker bagi penghuni keluarga lain termasuk anak-anak. Perokok meningkatkan risiko kanker dan penyakit lain, seperti penyakit jantung dan stroke, yang menyebabkan ribuan kematian setiap tahun.

“Tetapi tidak perlu untuk menutup diri, masyarakat dapat memainkan peran dalam mengurangi tingkat polusi udara dengan menghindari menciptakan lebih banyak polusi. Caranya dengan menggunakan moda transportasi umum, memilih untuk berjalan kaki dan bersepeda,” tandasnya.

Penulis: Pamungkas Ashadi

https://www.suaramerdeka.com/gayahidup/kesehatan/235694-polusi-udara-musim-kemarau-picu-kanker-paru
[/av_textblock]