[av_textblock size=” av-medium-font-size=” av-small-font-size=” av-mini-font-size=” font_color=” color=” id=” custom_class=” av_uid=’av-l6kodzsk’ admin_preview_bg=”]
Kegiatan kuliah pakar menjadi bagian dari kegiatan penelitian Kedaireka tim Unimus yang mendapatkan pendanaan program matching fund dari Kemenristek DIKTI. Kegiatan kuliah ini merupakan salah satu bentuk implementasi indikator kinerja utama di kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), yaitu adanya pakar mengajar dari luar Universitas Muhammadiyah Semarang.
Kegiatan kuliah pakar diberikan oleh narasumber yang merupakan dosen Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia serta dokter bedah di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta, yaitu Dr. dr. Rahyussalim, Sp.OT(K). Narasumber kuliah hari ini sangat aktif berpartisipasi dalam penelitian uji klinik, termasuk diantaranya adalah uji klinik sel punca pada pasien tuberkulosis dengan defek tulang belakang, serta uji klinik beberapa alat kesehatan termasuk diantaranya alat penangkap virus SARS CoV-2 dari droplet dan buangan nafas non-invasif. Oleh sebab itu, kepakaran dari narasumber sesuai dengan tema materi kuliah yang diberikan yaitu “Cara Uji Klinik Obat: Strategi dan Pelaksanaan”. Judul materi kuliah hari ini juga sesuai dengan topik penelitian Kedaireka tim Unimus yang berjudul “Pengembangan Inovasi Salep Autolisis dengan Bahan Aktif Enzim Protease Bakteri Laut Untuk Penyembuhan Luka” yang kebetulan juga merupakan penelitian uji klinik. Kegiatan kuliah dipandu oleh moderator Dr. Maya Dian Rakhmawatie, M.Sc., Apt yang juga merupakan bagian dari peneliti tim Kedaireka Unimus, dan dihadiri ketua tim peneliti Dr. Stalis Norma Ethica, M.Si.
Saat sesi kuliah, Dr. dr. Rahyussalim, Sp.OT(K) menyatakan bahwa uji klinik ini tidak akan selalu dilakukan oleh tenaga kesehatan, namun menjadi peluang terutama bagi dokter/farmasis/tenaga kesehatan lain untuk ikut dalam kegiatan uji klinik pengembangan obat baru di Indonesia. Hal yang penting saat melakukan uji klinik adalah memastikan keamanan obat dan prosedur uji klinik, karena subyek penelitian adalah manusia.
[/av_textblock]