
Semarang – Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang (UNIMUS) menggelar Workshop Persamaan Persepsi Penilaian Mutu dengan menggunakan instrumen 8 kriteria LAM-PTKes. Kegiatan ini bertujuan untuk menyamakan persepsi dalam penilaian mutu pendidikan kedokteran, guna meningkatkan kualitas akademik serta pelayanan kesehatan yang lebih baik.
Workshop ini dihadiri oleh para dosen, tenaga kependidikan, serta pemangku kebijakan dari berbagai institusi terkait. Narasumber utama dalam kegiatan ini adalah dr. Insosiawan A. Tununr, Ph.D., yang memberikan pemaparan mendalam terkait standar akreditasi dan evaluasi mutu berdasarkan 8 kriteria LAM-PTKes.

Pembahasan dalam Workshop
Kriteria 1: Visi dan Misi
Visi dan misi institusi harus bersifat mutlak dan mencerminkan nilai-nilai keunggulan. Dalam diskusi, dr. Hema menekankan bahwa visi dan misi harus mempertimbangkan kearifan lokal serta kebutuhan masyarakat, terutama melalui program desa binaan dan pengabdian kepada masyarakat.
Kriteria 2: Kurikulum dan Pembelajaran
Pembahasan dalam sesi ini berfokus pada pentingnya memasukkan elemen kearifan lokal ke dalam kurikulum, seperti seni, humaniora, ekonomi kesehatan, dan keselamatan pasien. dr. Devita menekankan bahwa aspek ini harus dimasukkan dalam SKS agar menjadi bagian integral dari pembelajaran.
Kriteria 3: Evaluasi Pembelajaran
Dalam evaluasi pembelajaran, progres tes yang digunakan masih bersifat sampling, belum menyeluruh kepada semua mahasiswa. Diskusi juga membahas validitas alat evaluasi serta penilaian bagi mahasiswa yang mengalami kesulitan akademik secara berulang.
Kriteria 4: Seleksi dan Penerimaan Mahasiswa Baru
Kebijakan seleksi mahasiswa harus mempertimbangkan sumber daya manusia yang tersedia. Selain itu, aspek inklusivitas juga menjadi perhatian, termasuk dalam penerimaan mahasiswa dari berbagai latar belakang ekonomi dan sosial.
Kriteria 5: Dosen dan Tenaga Kependidikan
Diskusi mengenai regulasi dosen, kinerja perilaku, serta pengembangan kompetensi tenaga kependidikan menjadi poin utama. Selain itu, penelitian dan pengabdian masyarakat juga diupayakan untuk lebih melibatkan mahasiswa dalam setiap prosesnya.
Kriteria 6: Pendidikan Klinik
Pembimbing klinik harus melibatkan dosen serta tenaga medis untuk memastikan keterisian logbook selama pendidikan profesi. Evaluasi kecukupan pada setiap bagian profesi juga menjadi sorotan penting dalam workshop ini.
Kriteria 7: Sistem Penjaminan Mutu
Sosialisasi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) harus dilakukan secara luas kepada seluruh pemangku kepentingan. Selain itu, akreditasi tambahan seperti ISO juga diusulkan untuk meningkatkan standar mutu institusi.
Kriteria 8: Manajemen dan Tata Kelola
Pentingnya mitigasi risiko serta keterlibatan mahasiswa dalam pengambilan keputusan menjadi salah satu topik yang dibahas. Selain itu, pengukuran kepuasan mahasiswa dan stakeholder dilakukan untuk mengevaluasi kinerja institusi secara berkelanjutan.
Peningkatan Keselamatan Mahasiswa di Rumah Sakit Pendidikan
Pembahasan lainnya mencakup keselamatan mahasiswa saat menjalani pendidikan klinik. Beberapa rekomendasi yang dihasilkan antara lain penyusunan SOP keselamatan mahasiswa, mitigasi risiko terhadap kejadian yang tidak diinginkan, serta peraturan terkait supervisi mahasiswa di rumah sakit.
Sebagai tindak lanjut dari workshop ini, Universitas Muhammadiyah Semarang akan terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan dan layanan kesehatan melalui implementasi sistem penjaminan mutu yang lebih baik. Workshop ini diharapkan dapat menjadi langkah konkret dalam menciptakan sistem pendidikan kedokteran yang unggul dan berstandar tinggi.
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan Fakultas Kedokteran UNIMUS semakin siap dalam menghadapi akreditasi serta mampu mencetak lulusan yang kompeten dan berkualitas di dunia medis